Nilai Kehidupan
Giman nihh kabarnya sobat ? semoga sehat
wa’afiat yaa .. J
yukk kita baca yuk . hehe .
Alkisah, ada seorang pemuda yang hidup
sebatang kara. Pendidikan rendah, hidup dari bekerja sebagai buruh tani milik
tuan tanah yang kaya raya. Walapun hidupnya sederhana tetapi sesungguhnya dia
bisa melewati kesehariannya dengan baik.
Pada suatu ketika, si pemuda merasa jenuh
dengan kehidupannya. Dia tidak mengerti, untuk apa sebenarnya hidup di dunia
ini. Setiap hari bekerja di ladang orang demi sesuap nasi. Hanya sekadar
melewati hari untuk menunggu kapan akan mati. Pemuda itu merasa hampa, putus
asa, dan tidak memiliki arti.
"Daripada tidak tahu hidup untuk apa dan hanya menunggu mati, lebih baik aku mengakhiri saja kehidupan ini," katanya dalam hati. Disiapkannya seutas tali dan dia berniat menggantung diri di sebatang pohon.
"Daripada tidak tahu hidup untuk apa dan hanya menunggu mati, lebih baik aku mengakhiri saja kehidupan ini," katanya dalam hati. Disiapkannya seutas tali dan dia berniat menggantung diri di sebatang pohon.
Pohon yang dituju, saat melihat gelagat
seperti itu, tiba-tiba menyela lembut. "Anak muda yang tampan dan baik
hati, tolong jangan menggantung diri di dahanku yang telah berumur ini. Sayang,
bila dia patah. Padahal setiap pagi ada banyak burung yang hinggap di situ,
bernyanyi riang untuk menghibur siapapun yang berada di sekitar sini."
Dengan bersungut-sungut, si pemuda pergi
melanjutkan memilih pohon yang lain, tidak jauh dari situ. Saat bersiap-siap,
kembali terdengar suara lirih si pohon, "Hai anak muda. Kamu lihat di atas
sini, ada sarang tawon yang sedang dikerjakan oleh begitu banyak lebah dengan
tekun dan rajin. Jika kamu mau bunuh diri, silakan pindah ke tempat lain.
Kasihanilah lebah dan manusia yang telah bekerja keras tetapi tidak dapat
menikmati hasilnya."
Sekali lagi, tanpa menjawab sepatah kata pun,
si pemuda berjalan mencari pohon yang lain. Kata yang didengarpun tidak jauh
berbeda, "Anak muda, karena rindangnya daunku, banyak dimanfaatkan oleh
manusia dan hewan untuk sekadar beristirahat atau berteduh di bawah dedaunanku.
Tolong jangan mati di sini."
Setelah pohon yang ketiga kalinya, si pemuda
termenung dan berpikir, "Bahkan sebatang pohonpun begitu menghargai
kehidupan ini. Mereka menyayangi dirinya sendiri agar tidak patah, tidak
terusik, dan tetap rindang untuk bisa melindungi alam dan bermanfaat bagi
makhluk lain".
Segera timbul kesadaran baru. "Aku
manusia; masih muda, kuat, dan sehat. Tidak pantas aku melenyapkan kehidupanku
sendiri. Mulai sekarang, aku harus punya cita-cita dan akan bekerja dengan baik
untuk bisa pula bermanfaat bagi makhluk lain".
Si pemuda pun pulang ke rumahnya dengan penuh semangat dan perasaan lega.
Si pemuda pun pulang ke rumahnya dengan penuh semangat dan perasaan lega.
Kalau kita mengisi kehidupan ini dengan
menggerutu, mengeluh, dan pesimis, tentu kita menjalani hidup ini (dengan)
terasa terbeban dan saat tidak mampu lagi menahan akan memungkinkan kita mengambil
jalan pintas yaitu bunuh diri.
Sebaliknya, kalau kita mampu menyadari
sebenarnya kehidupan ini begitu indah dan menggairahkan, tentu kita akan
menghargai kehidupan ini. Kita akan mengisi kehidupan kita, setiap hari penuh
dengan optimisme, penuh harapan dan cita-cita yang diperjuangkan, serta mampu
bergaul dengan manusia-manusia lainnya.
Maka, jangan
melayani perasaan negatif. Usir segera. Biasakan memelihara pikiran positif,
sikap positif, dan tindakan positif. Dengan demikian kita akan menjalani kehidupan
ini penuh dengan syukur, semangat, dan sukses luar biasa!
Terima kasih
sudah bergabung bersama kami di outbound malang, semooga apa yang kami berikan
bermanfaat bagi kita semua